Siaran Pers Ikatan Dokter Indonesia pada Acara Peringatan Hari Bakti Dokter Indonesia
3 June 2009 | Posted in berita-lengkap, Press Release
Pada peringatan “Seabad Kebangkitan
Nasional dan Seabad Kiprah Dokter Indonesia” tahun lalu di Istana
Negara bersama Presiden RI, komunitas kedokteran telah menetapkan tanggal
20 Mei sebagai Hari Bakti Dokter Indonesia. Kebangkitan Nasional melekat
erat kiprah dokter Indonesia mengingat pada tanggal 20 Mei 1908 para
dokter muda dan mahasiswa kedokteran Stovia yang dimotori Dr. Sutomo
mendirikan Budi Utomo dan sejarah mencatat peristiwa itu sebagai awal
kebangkitan nasional.
PB IDI memanfaatkan momentum tersebut
sebagai upaya merevitalisasi peran dokter Indonesia agar kembali berperan,
tidak hanya sebagai agent of treatment, namun juga sebagai agent of
social change dan agent of development. Karena pada hakekatnya, ketiga
peran atau “Trias Peran” yang telah menempatkan peran strategis
dokter Indonesia dalam konteks kebangsaan.
Untuk memperingati Hari Bakti Dokter
Indonesia tanggal 20 Mei 2009 Ikatan Dokter Indonesia melaksanakan serangkaian
kegiatan berikut :
- IndoMedica Expo 2009
- Seminar Urun Rambug Nasional
- Operasi bibir sumbing melalui
Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik sejak bulan Juni 2008 hingga
Juli 2009. Kegiatan ini berlangsung antara lain di Purwokerto, Cianjur,
Kendari, Sibolga, Palu, Bandung, Surabaya, Cirebon serta Pontianak.
Selama kegiatan yang telah berlangsung. Perapi melaksanakan operasi
sumbing gratis kepada 511 orang. - Operasi katarak melalui
Perhimpunan Dokter Spesialis Mata sejak Februari hingga Mei 2009. Kegiatan
ini berlangsung di Yogyakarta, Sidoarjo, Jakarta Pusat, Jakarta Barat,
Pelabuhan Ratu, Tasikmalaya, Majalengka, Purbalingga, Kayung Utara Kalimantan
Barat, Ende, Kupang, Malang, Surakarta, Bali, Sulawesi Selatan, Sumatera
Barat dan Sulawesi Utara. Selama kegiatan tersebut, PERDAMI melaksanakan
operasi katarak gratis kepada 1282 orang. - Dokter Kecil Award, merupakan
program pengenalan sejak dini kepada anak-anak agar mengenal jatidiri
dokter Indonesia yang sesungguhnya. Tujuan program ini agar dokter-dokter
kecil dapat menjadi contoh berperilaku hidup sehat dan peduli lingkungan.
Rangkaian program ini berlangsung dari Februari sampai Mei 2009 diakhiri
dengan grand final yang diikuti oleh peserta dari 30 propinsi berhasil
memilih finalis Dokter Kecil Award dengan pemenang : 1. Hedianti Deliana
dari Jawa Timur, 2. Agnia Dewi Larasati dari Jakarta Timur, 3 Syafitri
Rinjani dari Riau. Penyerahan award dilakukan oleh Ibu Negara RI pada
tanggal 8 Mei 2009. - Kampanye cegah kanker Cervik
(KC3) yang dihadiri oleh kurang lebih 500 perempuan dan telah diresmikan
oleh Ibu Negara RI dalam acara yang bersamaan dengan penyerahan Dokter
Kecil Award di Jakarta. - Bakti Sosial yang dilaksanakan
sepanjang bulan Maret – Mei 2009 oleh kurang lebih 33 IDI Wilayah
dan 343 IDI Cabang se Indonesia. - Kegiatan spesifik HBDI berupa
membebaskan atau mengumpulkan jasa konsultasi mediknya untuk disumbangkan
kepada masyarakat yang tidak mampu. Aktivitas ini dilatarbelakangi oleh
situasi actual masyarakat saat ini yang membutuhkan solidaritas, empati
dan rasa kesetiakawanan dari setiap elemen bangsa. Saat ini, jumlah
dokter Indonesia tercatat sebanyak kurang lebih 80.000 (delapan puluh
ribu)orang. Jika sosialisasi kegiatan ini dapat menjangkau dan dilaksanakan
oleh sedikitnya lima puluh persen dari total dokter Indonesia, dan setiap
orang rata-rata membebaskan sepuluh pasien (biaya konsultasi medic dirata-ratakan
@ pasien adalah Rp 50.000), maka potensi dokter dan masyarakat yang
menyumbang pada hari tersebut untuk kepentingan kesehatan bangsa kurang
lebih Rp 20 Miliar.
Semua rangkaian kegiatan di atas
terbingkai dalam kerangka pikir Gerakan Dokter Untuk Bangsa, yaitu gerakan
yang menghimpun dan mengerahkan segenap potensi dokter dan potensi masyarakat
untuk menyehatkan bangsa. Gerakan ini sudah dideklarasikan pada saat
HUT IDI ke 59, 24 Oktober 2007 di tempat lahirnya Budi Utomo di eks-Gedung
Stovia.
Program nyata, terkait dengan gerakan
menghimpuan potensi dokter untuk menyehatkan bangsa difokuskan
pada upaya, mengingatkan kembali dokter-dokter Indonesia bahwa sehatnya
sebuah bangsa bukan hanya sekadar sehat fisik namun juga harus meliputi
sehat mental dan sosial. Fokus ini sesuai dengan definisi sehat dari
WHO.
Gerakan dokter untuk bangsa dalam
kaitannya dengan upaya merevitalisasi peran dokter membutuhkan upaya
jangka panjang dan hanya akan terjadi di dalam system yang memungkinkan
untuk itu. Para professional di dalam lingkungan IDI berupaya secara
terus menerus untuk menguulkan system yang sesuai untuk itu.
Sistem itu adalam system pelayanan
kesehatan dan kedokteran terpadu, yang berbasis system pembiayaan asuransi
kesehatan sosial yang bersifat wajib bagi seluruh warga Negara. Yang
mampu diwajibkan membayar sendiri dan yang tidak mampu premi asuransinya
disubsidi oleh Negara. Melalui keterpaduan dengan system pelayanan kedokteran
berbasis pendekatan keluarga yang ditunjang system peningkatan kompetensi
dokter, kami yakin profesi kedokteran saat ini dan mendatang akan mampu
memberikan kontribusi lebih besar dalam mewujudkan bangsa Indonesia
yang lebih sehat, bangsa yang lebih kuat dan bangsa yang lebih terhormat.