74 Tahun IDI: Memperkuat Komitmen untuk Kesehatan Nasional
Pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-74 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), yang digelar pada Kamis, 24 Oktober 2024 di kantor Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Jl. Dr. GSSJ Ratulangi No.29 Menteng, Jakarta Pusat, Ketua Umum IDI, Dr. dr. M. Adib Khumaidi, Sp.OT menekankan pentingnya memperkuat upaya preventif dan promotif dalam sistem kesehatan nasional.
Dalam era pemerintahan baru, Adib mengajak seluruh pihak terkait untuk berfokus pada pembangunan paradigma sehat yang bertujuan mengurangi angka penyakit dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan mengedepankan strategi preventif, diharapkan dapat mengefisiensikan pembiayaan kesehatan yang selama ini lebih banyak terserap untuk pengobatan. Langkah ini diharapkan tidak hanya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga mendorong terciptanya sistem kesehatan yang berkelanjutan dan lebih efektif.
Menurut Adib, ulang tahun IDI kali ini dianggap istimewa karena hampir bersamaan dengan awal pemerintahan baru. “Ulang tahun yang sekarang memang kesannya spesial ya, spesial karena di masa awal pemerintahan baru,” kata Dr. Adib.
Dalam perayaan Hari Dokter Nasional dan HUT IDI ke-74, beliau juga mengungkapkan keinginan untuk memperkuat komitmen IDI bersama seluruh anggotanya dan menegaskan kesiapan untuk menjadi mitra pemerintah.
“Kita siap untuk menjadi mitra strategis pemerintah di dalam mengawal dan bersama-sama pemerintah untuk program-program kesehatan, khususnya di pemerintahan baru ini. Kita siap untuk kemudian juga men-support hal-hal yang berkaitan program kesehatan, baik itu yang nanti akan dicanangkan oleh Presiden Bapak Prabowo dan Wakil Presiden, yang berkaitan dengan makan bergizi, terus kemudian juga dengan medical check-up rutin yang akan dilakukan,” ungkapnya.
Mengenai program skrining gratis, Adib menyebutkan bahwa pihaknya telah berdiskusi dengan rekan-rekan sejawat di berbagai wilayah termasuk Jepang, dan menyatakan bahwa hal serupa telah dilakukan di beberapa negara.
Meningkatkan Upaya Preventif dan Promotif
Adib dan para dokter Indonesia sepakat bahwa meningkatkan upaya preventif dan promotif sangat penting, termasuk membangun paradigma sehat serta mengurangi dan mengefisiensikan pembiayaan kesehatan. “Tentunya dengan masyarakat semakin sehat, maka beban biaya kesehatan juga akan semakin bisa kita kurangi,” ujar Adib.
Sebagai organisasi profesi, IDI menekankan jikabasis ilmiah dan evidence-based dalam mengadvokasi isu kesehatan sebagai bagian dari komitmen internasional dan universal. “Di dalam advokasi-advokasi kesehatan yang kita dorong, tentunya harus ada referensi-referensi ilmiah dan benchmarking yang juga dilakukan di negara-negara lain.”
Permasalahan Kekurangan SDM Dokter
Di sisi lain, Adib juga menyoroti isu kekurangan dokter di Indonesia, menekankan bahwa permasalahan ini bukan hanya terkait dokter secara umum, tetapi juga dokter spesialis dan tenaga kesehatan pendukung seperti perawat, bidan, dan tenaga laboratorium.
“Memang ini menjadi sebuah permasalahan yang menurut saya menjadi krusial, sehingga kalau bicara terkait dengan masalah kepentingan masalah kesehatan, maka ada dua hal yang saya kira menjadi konsentrasi pemerintah saat ini. Pertama adalah tata kelola tenaga kesehatan, termasuk soal disparitas (perbedaan, jarak) pelayanan yang juga diakibatkan karena disparitas SDM,” jelasnya.
Adib juga menambahkan bahwa masalah kesehatan tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, tetapi juga memerlukan desentralisasi dan dekonsentrasi dari pemerintah daerah. “Tinggal bagaimana pengaturan pengelolaan pembiayaan, sekaligus juga rancangan pembangunan jangka menengah nasional itu harus juga menjadi satu implementasi di dalam rancangan pembangunan jangka menengah di daerah.”
Pentingnya Peran Daerah dalam Memetakan Kebutuhan Dokter
Adib mengungkapkan jika pengelolaan tenaga kesehatan tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab pusat, akan tetapi daerah juga harus turut berperan. “Dan daerah harus melakukan sebuah upaya assessment kebutuhan kesehatannya, apa permasalahan kesehatannya, berapa jumlah dokter yang dibutuhkan, berapa jumlah spesialis yang dibutuhkan, terus kemudian infrastruktur apa yang dibutuhkan sehingga pengelolaan pembiayaan kesehatan itu benar-benar bisa diatur sesuai dengan kebutuhan yang ada di daerah,” ucapnya.
74 Tahun Harus Lebih Modern dan Adaptif
Sekretaris Jenderal PB IDI, dr. Ulul Albab, Sp.OG juga memberikan pesannya pada momen perayaan HUT IDI ke-74. Ia mengatakan meskipun IDI kini mencapai usia yang jika diibaratkan manusia, mendekati usia senja. Namun, di usia 74 tahun ini, IDI diharapkan tetap melakukan regenerasi.
dr. Ulul sadar betul jika selama tahun terakhir ini dianggap sebagai periode penuh gejolak dan kebahagiaan dalam profesi kedokteran. “Saat ini, IDI hadir di 461 Kabupaten/Kota dengan memiliki anggota dokter spesialis dan dokter umum dengan total 206.146 anggota yang terdiri dari 168 ribu dokter umum dan 49 ribu dokter spesialis. IDI adalah organisasi profesi dokter terbesar di Asia Pasifik,” ucapnya.
Menurutnya, peristiwa akhir-akhir ini menjadi pelajaran penting untuk introspeksi, memperbaiki diri, meningkatkan silaturahmi dan koordinasi, serta beradaptasi dengan tantangan yang ada. “Hal-hal yang terjadi akhir-akhir ini sebenarnya sebuah pelajaran bagi kita semua supaya kita bisa intropeksi diri, ke dalam kita saling memperbaiki, saling meningkatkan tali silaturahmi dan koordinasi, ke luar kita mempertaruhkan untuk bisa beradaptasi dengan semua beban yang ada, semua proses kita jalani dan harapannya adalah ke depan kita bisa menyongsong IDI yang jauh lebih modern, lebih adaptif dan yang paling penting kita juga bisa terus bersinergi dengan hal apapun, bukan hanya pemerintah,”bebernya.
Adapun dr. Ulul menegaskan jika hal yang lebih penting adalah bahwa kita sebagai organisasi profesi yang bisa merasa dimiliki oleh anggotanya. “Untuk bisa merasa dimiliki itu bukanlah suatu hal yang mudah, karena merasa memiliki itu lah justru yang lebih gampang, memiliki itu butuh sebuah perjuangan karena sebelum kita memiliki kita harus menjadi sebuah organisasi yang hadir, ada, dan terus berada di pihak para anggota,” ucapnya.
Akhir kata, dr. Ulul berharap dari hatinya yang paling dalam agar Tuhan YME bisa terus melindungi IDI, termasuk anggota dan pihak-pihak yang ada di dalamnya. “Selamat ulang tahun untuk IDI yang tercinta. Usia 74 tahun bukanlah usia untuk berhenti berkarya, tetapi untuk terus maju dengan keyakinan bahwa Tuhan akan melindungi dan menjaga IDI kita tercinta,” harapnya.