Banner

Acara MASEAN Medical Writing Journal Indonesia Digelar Oktober 2024, Jangan Dilewatkan!

Di tengah pesatnya perkembangan medis di kawasan Asia Tenggara, kebutuhan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi ilmiah di jurnal internasional semakin mendesak. Menjawab hal ini, Majalah Kedokteran Indonesia (MKI) / Journal of The Indonesian Medical Association (JInMA) bersama Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menggelar acara MASEAN Medical Writing Journal Indonesia 2024 akan diselenggarakan pada 19-20 Oktober 2024 dengan format daring. 

Acara ini digelar dengan tujuan memfasilitasi para dokter dan akademisi di ASEAN agar lebih memahami proses penulisan dan publikasi di jurnal-jurnal medis internasional. Kolaborasi di antara jurnal medis di ASEAN menjadi fokus utama acara ini, seiring upaya meningkatkan akses publikasi dan kualitas penelitian dari kawasan ini.

Latar Belakang dan Tujuan Acara MASEAN Medical Writing Journal Indonesia 2024

Acara ini dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan mendesak untuk meningkatkan keterlibatan para akademisi dan praktisi medis dalam mempublikasikan hasil penelitian mereka di jurnal internasional. Meski sudah banyak pelatihan menulis, tantangan terbesar seringkali terletak pada pemahaman mengenai spesifikasi dan preferensi jurnal yang dituju. Inilah yang menjadi alasan pentingnya penyelenggaraan acara ini. 

Prof. Dwiana Ocviyanti, Vice Dean of Faculty of Medicine Universitas Indonesia sekaligus Editor in Chief of Journal of Indonesian Medical Association (JInMA-MKI) berharap dengan mereka memahami adanya jurnal itu, dan mereka bisa mengirim publikasinya ke jurnal-jurnal ASEAN.

“Ini bisa lintas negara, karena kebaikannya jurnal-jurnal ASEAN itu kalau jurnal-jurnal internasional kan mereka harus mendapatkan penulis, reviewer, dan pembaca dari luar negaranya masing-masing. Sehingga dengan kita berkolaborasi, saling mengisi, dan saling membaca, akan meningkatkan kualitas atau meningkatkan derajat dari jurnal-jurnal dari ASEAN ini,” jelas Prof Ovy. 

Adapun jurnal yang akan ikut serta dan sudah terkonfirmasi sebagai berikut:

  • Singapore Medical Journal

  • Malaysian Medical Journal

  • Journal of The Medical Association of Thailand

  • ACTA Medical Philippines

  • Journal Of The Indonesian Medical Association (JInMA) / Majalah Kedokteran Indonesia (MKI)

  • Medical Journal of Indonesia (MJI)

  • Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology (INAJOG)

  • ACTA Medica Indonesiana

  • Neurona

  • Indonesian Journal of Cardiology (IJC)

  • Paediatrica Indonesiana

  • Jurnal Respirologi Indonesia

  • Majalah Anestesia dan Critical Care (MACC)

Seberapa Penting Mengikuti  Acara MASEAN Medical Writing Journal Indonesia 2024? 

Prof. Dwiana Ocviyanti mengatakan jika acara ini penting untuk diikuti. Hal ini dikarenakan bukan hanya untuk memahami teknik menulis saja, akan tetapi juga untuk kita bisa diterima di suatu jurnal internasional itu kita harus memahami jurnal itu. 

“Oleh karenanya, teman-teman dari jurnal-jurnal internasional ini para pemimpin redaksinya akan memaparkan bahwa jurnal mereka itu spesifikasinya apa, artikel seperti apa yang akan diutamakan untuk masuk, sehingga teman-teman kita di luar sana lebih percaya diri dan lebih siap untuk mengirimkan artikel-artikel ke jurnal ini. Kalau kita ingin artikel atau publikasi kita diterima oleh suatu jurnal, kita harus memahami syarat dan spesifikasi dari jurnal tersebut,” jelasnya. 

Prof Ovy tidak mengelak jika saat ini memang sudah banyak pelatihan-pelatihan menulis, tapi untuk bisa diterima jurnalnya, dia menyebutkan jika seseorang harus memahami jurnalnya. 

“Setiap jurnal kan punya spesifikasi dan kolom sendiri, artikelnya seperti apa, spesifikasinya, dan lain-lain. Nah, itu yang harus kita pahami dalam setiap penulisan jurnal. Oleh karena itu sayang jika tidak diikuti, karena minimal di sini ada jurnal-jurnal internasional yang akan memberi tahu kiat-kiat bagaimana artikel kita bisa diterima di jurnal tersebut,” tuturnya.

“Kita berharap dengan adanya acara ini, para dokter dan akademisi lebih percaya diri dan siap dalam mengirimkan artikel mereka ke jurnal-jurnal internasional, terutama jurnal-jurnal di ASEAN yang sudah memiliki standar internasional,” ujar salah satu narasumber. Selain itu, para pemimpin redaksi dari beberapa jurnal ternama juga akan memaparkan kiat-kiat untuk bisa diterima di jurnal mereka,” tambahnya.

Pentingnya Kolaborasi Jurnal Medis di ASEAN 

ASEAN memiliki potensi besar dalam bidang kesehatan, terutama karena banyaknya persamaan kondisi geografis dan budaya di negara-negara anggotanya. Dalam hal ini, kolaborasi antara jurnal medis di ASEAN melalui himpunan MASEAN (Medical Association of Southeast Asian Nations) menjadi langkah strategis untuk memperkuat hubungan antarnegara. 

Dengan berkolaborasi, para akademisi di kawasan ini bisa saling mengisi peran sebagai penulis, reviewer, maupun pembaca, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas jurnal-jurnal di ASEAN

“Kita bisa saling mendukung dengan saling membaca dan mengirimkan artikel ke jurnal negara tetangga, ini akan menaikkan derajat jurnal ASEAN ke level internasional,” tambah narasumber tersebut.

Kolaborasi ini juga memungkinkan jurnal-jurnal ASEAN untuk lebih relevan dalam menangani isu-isu kesehatan regional yang seringkali tidak ditemukan di kawasan lain. Penyakit-penyakit yang berkembang di negara-negara ASEAN, baik yang bersifat global maupun lokal, bisa menjadi topik penelitian yang penting dan bermanfaat bagi tenaga medis di seluruh kawasan.

Adanya Tantangan Akses yang Membutuhkan Solusi 

Meski potensi kolaborasi ini sangat besar, tantangan utama yang dihadapi para penulis di ASEAN adalah akses terhadap jurnal internasional yang sering kali berbayar. Acara ini diharapkan dapat membuka diskusi lebih lanjut antara para pemimpin jurnal dan organisasi-organisasi medis di ASEAN mengenai bagaimana cara mempermudah akses publikasi ilmiah di kawasan ini.

“Kita berharap nanti akan ada kesepakatan antara jurnal-jurnal ASEAN untuk memberikan ‘special treatment’ bagi penulis dan pembaca dari kawasan ini, seperti akses yang lebih mudah atau biaya yang lebih terjangkau,” jelas Prof Ovy. 

Langkah ini sangat penting mengingat banyak akademisi di ASEAN, terutama dari negara berkembang, yang terkendala oleh mahalnya biaya akses jurnal internasional.

Tantangan umum, dikatakan Prof Ovy, selain memahami jurnal itu spesifikasi dan preferensinya apa, maka kita harus punya akses pada jurnal tersebut. 

“Contohnya kita bisa buka website jurnal kalau berbayar, kita berharap nanti kalau sudah punya kesepakatan dengan jurnal-jurnal mungkin ada special treatment untuk pembaca jurnal di ASEAN. Itu yang kita harapkan sebetulnya. Tapi ini membutuhkan pembicaraan bukan hana di level pemimpin redaksi, tapi juga di level himpunan organisasi. Mungkin antara IDI dengan beberapa organisasi di luar, yang mungkin harus saling mendukung, terutama di negara-negara yang sedang berkembang, sehingga kita bisa membuka jurnal-jurnal internasional ini tanpa harus membayar, atau solusi lain bisa dengan cara menjadi anggota dan ada biaya tertentu,” paparnya panjang lebar. 

Bukan Hanya Sekadar Diskusi dan Pelatihan

Acara ini tidak hanya berhenti pada diskusi dan pelatihan saja, akan tetapi juga menjadi langkah awal untuk membentuk kolaborasi jangka panjang di antara negara-negara ASEAN. Salah satu rencana yang sedang dikembangkan adalah pembuatan jurnal medis ASEAN yang akan melibatkan editor-editor dari berbagai negara anggota. 

Langkah ini akan diikuti dengan pertemuan offline yang melibatkan perwakilan dari jurnal-jurnal di ASEAN guna membahas lebih lanjut mengenai struktur dan mekanisme jurnal tersebut. Dengan jurnal ASEAN, diharapkan publikasi ilmiah di kawasan ini akan semakin diakui di kancah internasional.

“Saya sangat berharap acara ini akan bisa menjadi salah satu pemecahan. Saat ini seperti kita tahu ada sekitar 120-an fakultas kedokteran dimana tenaga akademisinya harus aktif menulis dan aktif membaca. Nah, aktif menulis ini yang sulit, karena kadang-kadang untuk mendapatkan akses tulisannya bisa dimuat di media tertentu yang terakreditasi baik itu kan harus yang kualitasnya baik dan terakreditasi secara internasional. Dan untuk rekognisi internasional itu majalah-majalah dengan kualitas yang baik, dan ini tidak mudah untuk ditembus,” ungkap Prof Ovy.

Dia juga berharap dengan membuka kesempatan dengan teman-teman untuk mendengar langsung dari pemimpin redaksinya, mereka jadi lebih tahu kiat-kiatnya untuk bisa tulisannya diterima di suatu majalah yang level akreditasinya cukup baik dan bahkan level internasional. Ini adalah kesempatan yang mungkin jarang orang tahu dan mungkin bisa dapatkan. 

“Nantinya para pemimpin jurnal ini dan himpunan dari negara-negara ini bisa berkumpul untuk mendapatkan kesepakatan lebih lanjut tentang bagaimana treatment terhadap para penulis, pembaca, dan atau mungkin ada spesifikasi dari pusat yang bisa diberikan berdasarkan hasil duduk bersama dan kolaborasi tadi. Termasuk mengembangkan suatu jurnal yang memang kita namakan sebagai jurnal ASEAN. Ini yang sudah kita siapkan, Indonesia atau IDI kita sudah siap dengan proposal untuk menyelenggarakan satu jurnal yang editor-editornya berasal dari negara ASEAN. Kita juga berharap kalau jurnal ini akan menjadi tempat untuk kita bisa melihat secara langsung kemajuan medis dan kesehatan di negara-negara ASEAN dalam jurnal itu sendiri,” bebernya. 

MASEAN Medical Writing Journal Indonesia 2024 adalah acara yang sangat penting bagi akademisi dan praktisi medis di ASEAN. Acara ini tidak hanya memberikan pengetahuan tentang cara menulis artikel yang bisa diterima di jurnal internasional, akan tetapi juga membuka peluang kolaborasi antarjurnal di kawasan ini. Dengan meningkatkan akses dan kualitas publikasi, ASEAN bisa memperkuat posisi mereka di dunia kesehatan global, sekaligus menjadikan jurnal-jurnalnya sebagai platform yang relevan dan berkualitas tinggi.

Untuk informasi lebih lanjut terkait acara ini bisa menghubungi kontak di bawah ini:

  • Evi (+62 856-7907-503)

  • dr. Nur Upik EM, M.Biomed (+62 811-4308-822)

  • dr. M Hafiz, SpPD,MH (+62 813-1929-4575)

Bagikan Artikel Ini
Hotline