Banner

JDN-IDI Gelar Pelatihan Kegawatdaruratan Berkolaborasi dengan Ditlantas Polda Metro Jaya

Pada Rabu, 21 Agustus 2024 lalu, Junior Doctors Network - Ikatan Dokter Indonesia (JDN-IDI) mengadakan pelatihan penting bagi polisi yang bertugas di wilayah kerja Ditlantas Polda Metro Jaya. Pelatihan “Kegawatdaruratan di Jalan Raya” ini berfokus pada berbagai aspek kegawatdaruratan di jalan, termasuk penanganan kasus serangan jantung, prosedur evakuasi yang benar, serta aspek medikolegal seperti visum.

Pelatihan ini dibagi menjadi beberapa sesi, masing-masing disampaikan oleh para ahli di bidangnya, dr. Maizan Khairun Nissa, AIFO-K memberikan materi tentang Kegawatdaruratan dan Tatalaksana Awal Kasus Serangan Jantung, dr. Farah P. Kaurow, SpFM menyampaikan aspek medikolegal dalam kasus trauma di jalan raya, dan dr. Fahmi Anshori, SpOT membahas Pertolongan Pertama pada Kegawatdaruratan Trauma Kecelakaan Lalu Lintas.

Acara yang dimulai sejak pagi hari ini diawali dengan paparan materi. Selanjutnya peserta diajak untuk mempraktekkan Basic Life Support (BLS) atau resusitasi jantung paru (RJP) yang benar. Sesi praktek ini juga mencakup teknik evakuasi korban dari lokasi kecelakaan ke rumah sakit, dengan penekanan pada bagaimana mengangkat korban dengan aman serta mengenali dan menangani cedera secara tepat. Seluruh prosedur ini dikemas dalam alur penanganan kecelakaan yang baik dan benar. 

Selain 3 pembicara yang turut serta ada juga dokter-dokter yang mendampingi sebagai mentor, ada Dr. Bela Drik, dr. Annisa aulia, dr. Indra, dr. Jihan, serta dr. Aziz. 

Pelatihan ini merupakan hasil kerja sama antara JDN-IDI dengan Ditlantas Polda Metro Jaya. dr. Maizan Khairun Nissa mengatakan tentunya ada harapan besar terkait digelarnya pelatihan ini. 

“Harapannya, melalui pelatihan ini, polisi yang bertugas di tempat kejadian perkara (TKP) dapat melakukan penanganan awal yang tepat. Misalnya, jika seseorang mengalami serangan jantung saat mengemudi, petugas dapat mengetahui cara merujuk pasien dengan benar. Selain itu, materi medikolegal yang diberikan juga bertujuan untuk memperkenalkan alur permintaan visum dan persiapan menghadapi persidangan terkait kecelakaan,” ujarnya.

Selain itu, dr. Maizan membantu menjelaskan jika dr. Fahmi memberikan pelatihan terkait bagaimana caranya mengangkut korban dari jalan raya ke rumah sakit. 

“Itu diberi tahu bagaimana cara yang baik dan benarnya seperti apa. Jangan sampai nanti orangnya masih hidup, tapi ketika asal diangkat malah terjadi hal-hal tidak diinginkan lainnya,” jelasnya. 

Diperlukan Awareness yang Lebih Masif 

Setelah pelatihan, dr. Maizan menyadari bahwa banyak petugas polisi, termasuk yang sering bertugas di jalan raya, masih belum memahami sepenuhnya teknik resusitasi jantung yang benar. Antusiasme mereka terhadap pelatihan ini sangat tinggi karena mereka dapat mencoba langsung dan merasakan prosesnya.

“Nah, makanya mereka juga senang dan sangat antusias mengikuti pelatihan dari kita, karena bisa mencoba sendiri dan bisa tahu feelnya seperti apa. Mereka senang sekali sih,” ungkapnya. 

Namun, ia juga menyadari bahwa alat-alat kegawatdaruratan di lingkungan Polri masih sangat terbatas. Oleh karena itu, dr. Maizan berharap pelatihan ini tidak hanya dilakukan oleh Ditlantas, tetapi juga oleh divisi-divisi lain di Polri. Meskipun pelatihan kali ini difokuskan pada kondisi darurat di jalan raya, ia berharap para anggota yang telah dilatih dapat berbagi pengetahuan mereka dengan rekan-rekan lainnya sehingga penanganan kegawatdaruratan dapat dilakukan dengan lebih baik di masa mendatang.

“Melalui pelatihan ini, diharapkan dapat meminimalisir risiko komplikasi atau cedera yang lebih parah akibat kecelakaan lalu lintas, serta meningkatkan keselamatan di jalan raya secara keseluruhan,” harapnya.

 

Bagikan Artikel Ini
Hotline