Banner

Napak Tilas Dari VIG Menjadi IDI (Refleksi Hari Ulang Tahun Ke 74 Ikatan Dokter Indonesia)

Dr. dr. Muhammad Isman Jusuf, Sp.N
Departemen Kajian Sejarah Dan Kepahlawanan Dokter
Bidang Organisasi PB IDI

Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ikatan Dokter Indonesia, maka Departemen Kajian sejarah dan Kepahlawanan Dokter Bidang Organisasi PB IDI pada tahun 2023 lalu telah menerbitkan sebuah buku yang berjudul: Napak Tilas Dari VIG Menjadi IDI: Sejarah Organisasi Profesi Dokter Di Indonesia. Buku tersebut dilaunching pada acara pembukaan Rapat Kerja Nasional IDI di Kendari, Sulawesi Tenggara. Penerbitan buku ini dimaksudkan dalam rangka menyebarluaskan informasi dan edukasi kepada publik tentang eksistensi IDI dan kiprah dokter Indonesia.

Dalam buku ini dipaparkan secara sistimatis tentang perkembangan organisasi profesi dokter di Indonesia. Dilandasi semangat kebangkitan dokter pribumi dan hasrat akan kesetaraan dengan dokter eropa, maka pada 17 September 1909, di aula gedung STOVIA, Dr.W.K.Tehupeiory bersama sejumlah dokter pribumi lainnya mendirikan perkumpulan dokter pribumi Vereniging van Inlandshce Geneeskundigen (VIG).

Keberadaan VIG diakui secara legal formal oleh pemerintah kolonial Belanda berdasarkan Besluit No.58. tertanggal  29 September 1911. Pada tahun 1919 VIG berganti nama menjadi Vereeniging van Indische Geneeskundigen. Selanjutnya pada tahun 1939 dalam kongresnya di Semarang,  VIG mengubah kata Indische menjadi Indonesische sehingga namanya berubah lagi menjadi Vereeniging van Indonesische Geneeskundigen. Artinya mulai saat itu para dokter yang tergabung dalam VIG bukan lagi mengidentifikasi sebagai dokter pribumi namun sebagai dokter Indonesia. Dr. J.A. Kaijadoe menjadi Ketua VIG periode 1911-1939.

Pada tahun 1940 Kongres VIG diadakan di Surakarta dan Dr. Abdul Rasjid terpilih sebagai ketua VIG. Pada April 1942, VIG dibubarkan oleh Jepang. Atas inisiatif dr. Abdul Rasjid dan para anggota VIG, nama asosiasi ini diubah menjadi Perkumpulan Tabib Indonesia (Pertabin).  Pada Agustus 1943, Jepang membentuk Asosiasi Pelayanan Kesehatan Jawa dengan nama Djawa Izi Hoko kai dan  Dr. Abdul Rasjid dipercaya sebagai ketua perkumpulan ini.

Pada tahun 1948 didirikan Perkumpulan Dokter Indonesia (PDI) yang dimotori langsung kalangan dokter muda dibawah pimpinan Dr. Darmasetiawan Notohadmojo. . Pada saat berdirinya PDI, sebenarnya telah ada Pertabin yang merupakan kelanjutan dari VIG pada masa penjajahan Belanda dan Jawa Izi Hooko Kai pada masa pendudukan Jepang. Kondisi ini pada awalnya sangat menyulitkan para dokter Indonesia karena tidak mungkin organisasi PDI dan Perthabin sekaligus menjadi wadah bagi dokter Indonesia.

Akhirnya pada 30 Juli 1950 di kediaman Dr. R.Soeharto, Jalan Kramat Raya 128 Jakarta diadakan rapat bersama antara Perthabin dan PDI. Mereka bersepakat untuk membentuk Organisai Dokter Warga Negara Indonesia.

Dibentuklah suatu panitia penyelenggara Muktamar Dokter Warga Negara Indonesia yang diketuai oleh Dr. Bahder Djohan. Panitia ini diberi tugas untuk menyelenggarakan Muktamar Dokter Warga Negara Indonesia dari tanggal 22– 25 September 1950, dengan tujuan mendirikan suatu perkumpulan dokter warga negara Indonesia yang baru dan merupakan representasi dunia dokter dan kedokteran Indonesia baik ke dalam maupun keluar negeri.

Dalam muktamar yang berlangsung di Gedung Deca Park Jakarta, disepakati lahirnya perkumpulan dokter  yang baru,  bernama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Dr. Sarwono Prawirohardjo terpilih menjadi Ketua Umum IDI pertama. Kata “Ikatan” bagi nama depan perkumpulan ini merupakan usul yang dikemukakan oleh Dr. R. Soeharto pada rapat yang kemudian diterima secara bulat.

Pada 24 Oktober 1950, Dr R. Soeharto atas nama sendiri dan atas nama pengurus lainnya yaitu Dr. Sarwono Prawirohardjo, Dr. Pirngadi, Dr. Puw Eng Liang, Dr. Tan Eng Tie, Letkol Dr. Azis Saleh, dan Dr. Hadrianus Sinaga, menghadap notaris R. Kadiman untuk memperoleh dasar hukum berdirinya IDI. Oleh karenanya maka setiap tanggal 24 Oktober diperingati sebagai Hari Ulang Tahun IDI.

Kini tak terasa sudah 74 tahun IDI eksis berdiri di bumi persada nusantara.  Semoga IDI sebagai rumah besar dokter Indonesia senantiasa menjalankan peran dan fungsinya secara konsisten  sebagaimana yang telah diperjuangkan dan dicita-citakan oleh para pendiri organisasi profesi ini. Viva Medica. Dirgahayu Ikatan Dokter Indonesia. Jayalah IDI.

Bagikan Artikel Ini
Hotline